Perang antara Iran dan Israel terus bereskalasi pada Oktober 2024, dengan serangkaian serangan balasan yang dilakukan oleh kedua belah pihak. Ketegangan meningkat setelah Iran meluncurkan lebih dari 180 rudal ke wilayah Israel pada awal Oktober, sebagai respons atas pembunuhan pemimpin Hizbullah, Hassan Nasrallah, di Lebanon pada akhir September. Serangan ini mengakibatkan kerusakan di Tel Aviv dan beberapa pangkalan militer Israel, meskipun korban jiwa di Israel dilaporkan minim.
Israel sebelumnya melancarkan serangan udara terhadap fasilitas militer di Suriah, Lebanon, Gaza, dan Yaman, yang dikaitkan dengan kelompok-kelompok yang didukung oleh Iran. Serangan Israel di Suriah menewaskan beberapa warga sipil, dan konflik ini dikhawatirkan bisa memicu perang skala penuh di Timur Tengah. Selain itu, dampak dari perang ini juga mulai dirasakan di berbagai sektor, terutama dalam harga minyak dunia yang melonjak karena potensi terganggunya ekspor minyak dari Iran.
Situasi di wilayah tersebut tetap sangat tegang, dengan ancaman balasan yang lebih besar dari Iran jika Israel terus melakukan serangan. Beberapa negara, termasuk Amerika Serikat, mengambil langkah hati-hati dalam memberikan dukungan langsung untuk menghindari eskalasi lebih lanjut.